Rabu, 01 September 2010

Menulis Berita di Media Cetak dan Media Elektronik

Daru Priyambodo

Back to Basic – Apa Itu Berita? Bagaimana Membuatnya?

Apa yang dimaksud sebagai berita? Apakah semua informasi adalah berita? Secara sederhana, semua informasi bisa disebut sebagai berita. Ada juga yang menyatakan bahwa “apa pun yang belum kita ketahui adalah berita”.

Anekdot klasik menggambarkan bahwa “anjing menggigit orang adalah berita, tapi orang menggigit anjing baru berita”. Definisi ini agak berlebihan, namun mengandung unsur pokok yang memang harus dipenuhi oleh sebuah berita: Sesuatu yang eksklusif, yang jarang diketahui orang.

Tapi itu semua adalah definisi yang terlalu sederhana, sangat awam, dan tidak memenuhi kaidah jurnalistik. Dalam dunia jurnalistik, informasi terbaru hanya “salah satu unsur”. Ada berbagai unsur lain yang harus dipenuhi sebelum sebuah informasi layak disebut sebagai berita. Seorang wartawan setidaknya mengetahui bahwa sebuah berita harus mengandung beberapa elemen penting.


Elemen Berita

1. Magnitude: Kuat tidaknya sebuah berita.

Contoh: Satu pasien rumah sakit yang meninggal akibat flu burung lebih menggemparkan ketimbang tiga orang yang meninggal pada saat yang sama akibat kecelakaan tenggelamnya sebuah ferry.

2. Timeliness: Berita harus aktual.

Masyarakat butuh informasi terbaru. Apakah Anda mau disuguhi berita yang terjadi dua hari lalu, sementara berita itu sudah disiarkan TV bertubi-tubi?
Catatan: Tulisan berbentuk feature (soft news) tidak terlalu terikat pada unsur aktualitas

3. Proximity: Kedekatan.

Masyarakat akan tertarik untuk membaca sesuatu yang secara emosional, ekonomis, secara kultural, atau geografis dekat dengan mereka. Contoh: Rencana Bulog membuka kran impor beras sebanyak 250 ribu ton akan lebih banyak menarik perhatian pembaca dibanding isu mengenai pembukaan kran impor produk elektronik dari Cina. Mengapa? Karena beras langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.

Berita itu akan membawa dua implikasi yang sama
kuatnya, yaitu:
  • Persepsi Positif Harga beras tidak akan naik karena stock mencukupi, konsumen diuntungkan
  • Persepsi Negatif Harga gabah akan anjlok karena gempuran beras impor, petani pun dirugikan.
4. Tokoh: Ketokohan seseorang akan mengangkat nilai berita.

Name makes news. Ucapan seorang presiden akan lebih penting dibanding ucapan seorang rakyat biasa. Ucapan seorang menteri yang meramalkan harga BBM akan naik lebih dari 50 persen akan lebih berdampak dibanding ucapan banyak pengamat ekonomi yang menyatakan kenaikan BBM yang realistis adalah sekitar 20-30 persen.

Tidak selalu ucapan seorang yang memiliki Tapi harap berhati-hati.nama besar lebih penting dibanding ucapan orang biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar