Rabu, 01 September 2010

ATL-BTL is Yesterday's World

Siapapun yang berada di lingkup agensi saat ini harus bisa melihat urgensi bahwa brand harus relevan dengan konsumennya. Intinya orang lebih suka pada brand yang mengerti mereka hari ini, dan bukan kemarin, kata Matthew Donovan, Chief Strategy Officer Asia Pacific and Greater China Euro RSCG Worldwide. Karena itulah, Euro RSCG meluncurkan teori Semiotics yang disebut Donovan sebagai “the science of the life of signs in society.” Bagaimana pendekatan ini sejatinya? Berikut perbincangan MIX dengan Matt di sela-sela kunjungannya ke Indonesia.

Penulis dan Peliput: Iski Foto: Iski

Sebenarnya apa kaitan teori semiotics dengan periklanan?

Iklan dan semua segi komunikasi dan branding menggunakan kode-kode komunikasi. Dalam setiap kategori, akan ada pola komunikasi tertentu: gambar yang mereka gunakan, warna, kata-kata. Konsumen bisa melihat brand (iklannya, produknya, packagingnya, imagenya) dan menggolongkannya sebagai sesuatu yang kuno, sementara bagi yang lain bisa menjadi modern.

Namun brand saat ini menjadi stuck dalam pola behavior dan komunikasinya, karena tidak bisa keep up with culture, with people. Seharusnya siapapun yang berada di lingkup agensi saat ini harus bisa melihat urgensi bahwa brand harus relevan dengan konsumennya. Intinya orang lebih suka pada brand yang mengerti mereka hari ini, dan bukan kemarin.

Mengapa perbedaan persepsi ini terjadi?

Karena kebudayaan berkembang, kemewahan saat ini berbeda dengan kemewahan 10 tahun lalu dan apa yang disebut kemewahan dalam 5 tahun mendatang. Banyak produk dan brand tidak melihat kebudayaan berkembang dan menggunakan kode-kode yang menjadikan mereka terasa 'kuno'. Melalui analisis komunikasi kategori dan kebudayaan, kita bisa mengidentifikasi pola dan aliran trend untuk memahami di mana dan bagaimana brand dikomunikasikan dan ke mana kebudayaan itu bergerak. Dalam kaitan dengan hal ini, kami meggunakan tools yang disebut dechiper semiotics untuk mendekonstruksi cara komunikasi brand dan komoditi serta menghubungkannya dengan kebudayaan yang melingkupinya.

Teory semiotics ini bisa diaplikasikan pada segala jenis komunikasi?

Tepat, tentunya dengan pemikiran kreatif untuk membantu bisnis memahami whats stopping them to achieving goals. Selain itu, dengan lebih memaknai perbedaan akan menolong kita terhubung dengan “orang dalam” dan cara yang mereka inginkan, dan hal inilah yang akan membuat brand lebih sukses. Kita hidup di era di mana dunia benar-benar dalam kondisi skeptical, sehingga kreativitas harus benar-benar dipikirkan. Saya setuju kalau creative is not always sells, but great creative is absolutely effective.

Bagaimana melihat perkembangan marketing di Indonesia saat ini?

Strategi marketing di Indonesia saat ini sama dengan yang terjadi di belahan dunia lain yaitu maksimisasi nilai. Dengan adanya kenaikan harga minyak yang menyulitkan banyak konsumen Indonesia, ditambah dengan inflasi, menjadikan trend pengiklan berfokus untuk menyediakan nilai lebih bagi konsumen dengan segala cara promosi. So its “more bang for your buck” (sedikit uang tapi lebih 'nendang'--Red). Hal ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika, McDonalds meluncurkan kembali jingle dan tagline iklan “two all beef patties special sauce lettuce cheese pickles onions on a sesame seed bun“, untuk menunjukkan kepada publik berapa yang mereka bisa dapatkan dari biaya untuk membeli Big Mac.

Indonesia adalah mass market. Apa yang perlu diperhatikan dalam hal ini?

Dua hal yang esensial dalam strategi marketing, yaitu diferensiasi dan cost leadership bisa diterapkan di Indonesia. Banyak kaum affluent di Indonesia, yang mencari diferensiasi selain harga, namun lebih banyak lagi konsumen Indonesia yang mengutamakan nilai lebih dari sebuah produk.

Namun, di sisi lain, untuk menjangkau mereka juga tidak mudah. Mengingat penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta dan tersebar di 5 pulau utama, mass marketing masih yang paling efektif to reach them. Tapi marketer yang cerdik harus bisa menggunakan media alternatif lain seperti mobile phone dan internet sebagai media alternatif.

Apakah brand activation tepat untuk menyasar mass market? Bagaimana efektivitasnya, mengingat budget-nya yang tinggi?

Brand activation yang ideal seharusnya bukan sekadar event, tapi lebih kompleks karena menggabungkan CRM (caused related marketing), digital, database, event, training internal, field forces, dan lain-lain. Agar efektif, brand activation harus digerakkan oleh sebuah Ide, not just promotion or price deal. Dalam dunia marketing modern, brand activation dalam segala bentuknya sangat penting, karena saat ini more and more consumers are judging brands not by what they say, but by how they behave, so its about behavior beyond the promise. Memang akan selalu ada tekanan dari segi biaya dan populasi yang tersebar, tapi jika dilakukan dengan benar, maka buzz yang dihasilkan dari brand activation yang kreatif akan bisa melahirkan kekuatan awareness-nya sendiri.

Di Indonesia, proporsi terbesar budget marketing digelontorkan untuk advertising, sisanya untuk BTL. Berdasarkan pengamatan Anda, bagaimana dengan kondisi yang terjadi di dunia?

Ini berbeda-beda dari satu negara ke negara lain, tapi rata-rata berkisar 50:50 dan saat ini mulai condong ke BTL. Tapi yang menarik, saya rasa gagasan mengenai ATL dan BTL mulai hilang. It was always a fake line perpetuated by what an agency specialised in. Pemikiran dikotomik seperti ini harus diubah seiring perubahan konsumen, pengalaman membeli, dan kehidupan yang tak lagi sesuatu yang linear. Meminjam istilah iPod, “we live our lives today on “shuffle””. Untuk mengatasinya, agency perlu melakukan integrasi dalam model bisnisnya: Put the consumer first and develop a mix that is right for him or her, not what the agency feels most comfortable producing. Sebagai contoh di EuroRSCG, kami menyadari bahwa saat ini yang paling penting bukan ATL atau BTL, tapi bottom line. Saya sendiri yakin kalau the only line that should matter today is the bottom line, ATL/BTL is yesterday's world.

Sumber : mix.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar