Kamis, 26 Agustus 2010

Perubahan mindset dalam periklanan

Tata krama periklanan indonesia dipahami sebagai hukum normatif yang disepakati secara swakramawi oleh seluruh komponen industri periklanan indonesia dan tidak bertentangan dengan hukum positif yang berlaku. Penyempurnaan kitab epi menampung tiga gejala penting yang menjadi penyebab terjadinya perubahan besar dalam industri periklanan saat ini. Sebutkan ketiga gejala pokok tersebut dan proyeksi perubahan besar yang akan terjadi berkaitan dengan perkembangan komunikasi digital ?
  • Lompatan teknologi komunikasi dan informasi yang memunculkan berbagai wujud pesan dan media periklanan baru. Sebagai bentuk perubahan zaman yang semakin maju teknologi komunikasi informasi yang muncul terus berkembang sehingga media semakin mjemuk dan sulit untuk dijangkau secara general. Berbagai media bar uterus bermunculan sehingga meniadakan batas – batas antara daerah suatu Negara bhakan antara Negara sekalipun, pertukaran budaya semakin cepat terjadi seiring perubahan nilai – nilai dalam masyarakat sehingga menjadikan EPI harus terus berkembang mengikuti perubaha nilai yang terjadi namn perubahan yang terjadi harus tetap menjaga nilai – nilai luhur yang dianut oleh Indonesia namun tetap fleksibel terhadap periklanan sehingga tdak terkesan memasakan apalagi mengikat dan mengekang kreatifitas.
  • Konvergensi media yang mengharuskan adanya konsistensi perlakuan antar media, antar klausal.
  • Kebutuhan untuk berkampanye pemasaran yang menyeluruh dan terpadu, sehingga memunculkan juga bentuk-bentuk jasa dan metode baru dalam berprofesi dan berpraktik usaha. Contohnya iklan harus ditunjang oleh event – event langsung dan juga komunikai antara produsen dan konsumen sehingga menghasil kepercayaan konsumen.
Perubahan dan kemajuan teknologi digital menyebabkan banyak perubahan besar yang kan terjadi di dunia periklanan. Dalam citra pariwara 2009 yang bertemakan “It’s Time To Kill Your Old Tricks adalah sebuah signal bagi yang bergelut di industri periklanan untuk menyadari bahwa paradigma maupun teknik-teknik lama sudah saatnya dikubur,” demikian ungkap Ricky Pesik, Ketua Panitia Citra Pariwara 2009. Era online dan mobile dengan menawarkan beragam konten digital, mau tidak mau harus mengubah pola pikir para kreatif di industri periklanan. Bagaimana tidak, konten yang ada sekarang mengarah pada tren berpadu-padan saling berkonvergensi menggunakan wahana teknologi sebagai bagian dari proses kreatif.
Turunnya oplah media cetak sudah saatnya diantisipasi dengan sigap. Daniel Rembeth, CEO The Jakarta Pos dalam kesempatan santap siang dengan saya mengungkap, wartawan masa kini memberitakan secara real time menggunakan Blackberry dan Twitter. Kedalaman informasi dan beragam tautan akan referensi merupakan tugas berita dan artikel yang muncul di Internet dan media cetak.

Muncul konsep third screen, layar ketiga, perangkat mobile dalam genggaman yang menyusul Internet dan televisi. Semua media ini tidak akan pernah saling menihilkan yang lain seperti ramalan bahwa lahirnya radio membunuh koran, lahirnya televisi membunuh radio dan lahirnya Internet membunuh televisi. Yang selalu terjadi adalah proliferasi media ini membuat setiap media melakukan reposisi dan menjadi medium yang makin personal. Saat ini makin banyaknya kanal televisi dan radio yang isinya makin niche, ditargetkan ke demografi dan psikografi tertentu. Akan terjadi transisi ke arah komunitas. Setiap komunitas akan membutuhkan kanal tersendiri, baik itu media komunikasi, informasi maupun konten.

“Medium is the Message,” ungkapan terkenal Marshall McLuhan. Setiap lahir media baru, akan lahir pula cara baru berkomunikasi dan berinteraksi. Lahirnya teknologi digital mengizinkan adanya interaktivitas. Ini menimbulkan paradoks konvergensi sekaligus divergensi antara informasi, komunikasi dan konten.

Perangkat mobile kita gunakan untuk berhubungan dengan orang lain – media komunikasi. Juga kita gunakan untuk membaca berita – media informasi. Tidak lupa kita gunakan untuk mendengarkan musik dan bermain game – media distribusi konten. Ini konvergensi.

Tetapi kita tidak cukup membawa satu perangkat di dalam saku, ada Nokia, Blackberry dan iPhones yang kita bawa, masing-masing untuk keperluan berbeda. Ini divergensi. Insan periklanan adalah mereka yang termasuk sebagai early adopter bagi penggunaan teknologi ini. Citra Pariwara 2009 adalah momentum bagi insan periklanan agar pelaku industri periklanan memanfaatkan teknologi di dalam menyampaikan pesan iklan. Sudah saatnya publik dan klien untuk mawas terhadap transisi ke era digital advertising ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar